Keajaiban Teknologi Dalam Kehidupan
Keajaiban Teknologi Dalam Kehidupan – Anda tidak perlu melihat jauh-jauh untuk melihat dampak teknologi terhadap kehidupan sehari-hari. Sebagai generasi 80an dan 90an, saya mengalami banyak “keajaiban” akibat perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, mari kita pastikan: Apa itu teknologi?
Keajaiban Teknologi Dalam Kehidupan
gramorokkaz – Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi ternyata adalah:
1. metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; Ilmu pengetahuan praktis;
2. segala sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup manusia;
Banyak ungkapan yang berkembang dan digunakan dari kata teknologi. Kita mengenalnya sebagai teknologi kedokteran, yaitu ilmu kedokteran yang menggunakan perangkat dan prosedur tertentu untuk membantu menemukan penyebab penyakit dan mendukung pengobatan.
Teknologi pendidikan adalah suatu metode sistematis untuk merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan belajar mengajar, dengan mempertimbangkan sumber daya teknis dan manusia serta interaksi antara keduanya, guna mencapai bentuk pendidikan yang lebih efektif.
Kalau yang dimaksud dengan teknologi tinggi adalah teknologi yang berada pada level tinggi dan belum ada teknologi yang dapat mengimbangi kelebihannya. Adakah yang ingin menambahkan sesuatu? Teknologi informasi, teknologi infrastruktur, teknologi titik. Ada banyak.
Mari kita kembali ke dampak kemajuan teknologi. Saya mencoba membuat daftar benda-benda hasil “keajaiban” perkembangan teknologi yang saya temui sehari-hari. Dampak pembangunan beragam dan jenis teknologi yang digunakan pada objek-objek tersebut juga dapat bervariasi. Jadi bukan hanya bidang teknologi saja. Itu penjelasan yang bagus. Lihat saja tiga objek “keajaiban teknologi” berikut ini:
Televisi/TV
TV merupakan hasil kemajuan teknologi berbagai bidang teknologi. Teknologi informasi, komunikasi, bahkan rekayasa itu sendiri.Hmm coba perhatikan, bukan hanya sifat fisik televisi yang mengalami “metamorfosis”, materi yang disajikan oleh media-media tersebut juga luar biasa dalam evolusinya.
Dahulu kala, tiga puluh tahun yang lalu. Di desa saya banyak orang yang memiliki televisi. Sepertinya hampir semua daerah seperti ini. Alhamdulillah keluarga kami adalah salah satu dari sedikit yang memiliki televisi di desa. Jangan tanya soal bentuknya. Jelas itu bukan layar datar dan bisa dipasang di dinding seperti sekarang.
Televisi ini ditempatkan di “lemari” nya. Stand TV dengan empat kaki, bagian depannya dapat ditutup dan dibuka. Fantastis, bukan? Jika belum tahu, Anda bisa melihatnya di Museum Angkut Malang. *hahaha, jauh banget* Jujur saja, saya masih suka dan kangen dengan bentuk TV kita yang vintage.
Lucunya, menonton TV dulunya merupakan acara “sosial”. Karena masih jarangnya masyarakat yang memiliki televisi, anak-anak tetangga yang seumuran bahkan seluruh desa berkumpul untuk menonton televisi. Selama acara “Dunia dalam Berita” pada jam 9 malam, tidak hanya anak-anak tetapi juga seluruh anggota keluarga dewasa dan tetangga berkumpul sambil minum teh di rumah. Hmm, itu mengasyikkan.
Hanya ada satu acara musik di TVRI pada hari Minggu. Pertunjukan Album Sunday merupakan salah satu cara pemuda desa untuk menghibur diri dan mengikuti tren musik. Dikenal juga dengan judul sinetron dan drama keluarga Little House on the Prairie adalah acara yang dinantikan banyak orang untuk ditonton sepulang sekolah. Kalau ada film lokal, ada juga film kocak, Ateng, Iskak, Mak Wok CS Ah, siapa yang punya kenangan indah seperti saya? Meski sederhana, kisahnya sarat makna dan masih dikenang hingga saat ini.
Sekarang? Bentuk dan tampilan televisi kini semakin menarik. Saya bahkan tidak mengerti mengapa perkembangannya begitu cepat dan tepat waktu. Bentuk, audio, video, bla bla bla. Televisi bukan lagi barang langka saat ini. Izinkan saya untuk tidak hadir. Berapa banyak TV yang dimiliki teman Anda? Mungkin setiap ruangan ada TVnya, termasuk ruang ART. TV kini tidak lagi memiliki kaki, sudah bisa dipasang di dinding. Ada Sak Alaihim yang lebar, ada pula yang cantik dan bisa disesuaikan dengan ukuran ruangan. Televisi juga bisa dipasang di kendaraan. Tak perlu memutar atau menekan tombol, apalagi mengunci tutup pasta gigi jika rusak. Gunakan saja remote controlnya, bahkan bisa juga menggunakan smartphone lho, remote controlnya.
Program apa yang bisa Anda tonton di TV? Wah jangan tanya, channel TVnya banyak sekali. Pertunjukannya bervariasi. Begitu banyak pilihan, begitu banyak acara, begitu banyak genre. Hanya satu komentar pribadi saya. Beragamnya program televisi menjadi tantangan yang harus diwaspadai setiap orang tua. Jangan biarkan anak dididik oleh acara televisi yang semakin tidak konsisten. Acara-acara televisi tidak semuanya buruk, namun saat-saat penting atau prime time justru diisi dengan acara-acara yang kurang bermanfaat dan tidak sehat. Hati-hati ya bapak dan ibu!
Ulasan! Dengan tersebarnya saluran televisi, kata ini menjadi objek pemujaan. Berbagai cara terkadang dilakukan untuk mengejar hal tersebut, termasuk mengorbankan “akhlak, semangat, dan kecerdasan” anak-anak kita yang menontonnya. Apakah kita masih membiarkan mereka menonton sendirian, tanpa bantuan kita atau orang dewasa lainnya? Hmm iya, kamar anak punya TV sendiri.
Meski televisi tetap bisa menjadi wadah bonding antar anggota keluarga. Pilih tayangan yang cocok untuk segala usia atau prioritaskan tayangan yang cocok untuk anak-anak dan memiliki misi edukasi. Jangan lupa temani mereka. Sambil kita diajak ngobrol dan melepas ketegangan.
Baca juga : Get to know about the use of Swarovski jewelry
Kompor gas
Nah, itu mungkin pendapat pribadi saya. Kompor (gas) dan peralatan memasak adalah keajaiban teknologi. Kayu bakar dulunya digunakan sebagai bahan bakar di dapur rumah orang tua saya yang biasa kami sebut Pawon. Kami juga memiliki pemanas minyak bumi. Salah satu tugas saya adalah menarik sumbu pembakar ketika sumbu mulai memendek. Kompor gas baru dikenal akhir-akhir ini. Meski kami sudah menggunakan kompor gas, ibu saya masih memiliki kompor Pawon berbahan bakar kayu di desa yang biasa kami gunakan untuk acara memasak besar.
Saya masih ingat ketika saya menggunakan kayu bakar. Setiap kali memasak, Anda akan merasa iritasi dan mata perih karena asap kayu bakar. Bagian bawah alat dapur juga kurang bersih, hampir pasti penuh jelaga. Tugasku membersihkan peralatan dapur jadi semakin berat, hiks.
Itulah mengapa Anda merasa seperti sedang menikmati peradaban baru ketika Anda memiliki rumah dan dapur sendiri. Saya dengan tegas mengatakan tidak pada simpanan kayu bakar dan kolak minyak tanah. Selain tuntutan situasi, alasan utamanya adalah kepraktisan. Saat pemanas menyala, ia langsung menyala tanpa mengeluarkan minyak tanah atau berbau.
Tak ada lagi cerita berlumuran jelaga seperti dulu. Selain itu tentunya Anda akan menghemat waktu memasak. Tapi sejujurnya, ada sesuatu yang saya lewatkan. Bau khas makanan yang dimasak dengan kayu. Aroma ini tidak bisa ditemukan jika memasak di atas kompor gas.
Keajaiban Teknologi
Telepon/Perangkat Komunikasi
Ya, ini juga merupakan keajaiban teknologi. Di negara saya dulu tidak ada akses ke telepon rumah (bahkan sampai sekarang). Hanya beberapa orang yang mempunyai telepon di rumah. Tapi untung sudah ada wartel (kios telekomunikasi). Selain untuk bisa menelpon, kita juga sering menggunakan nomor telepon umum untuk menerima panggilan dari luar. Dapatkah Anda membayangkannya?
Kami mempunyai telepon (pribadi) tetapi dipasang di masjid dan kantor yayasan dan terhubung ke rumah. Sengaja dipasang karena jarak pondasi, masjid, dan rumah tidak terlalu jauh, namun juga tidak terlalu kecil. Gunanya untuk mempermudah komunikasi karena jarak yang “lumayan”.
Jika ada kebutuhan keluarga, maka saya mencari kios. Untuk menelepon suatu tujuan dalam kota, cukup pergi ke telepon umum dan siapkan koin sebanyak-banyaknya. Jangan lupa persiapkan betis Anda karena Anda akan berdiri dalam waktu yang lama, mulai dari mengantri hingga melakukan percakapan telepon yang menghibur.
Baru setelah lulus kuliah boom ponsel dimulai. Setelah sekian lama menabung, akhirnya saya punya ponsel kedua hahaha. Senang dan bangga meminta maaf. Fungsinya? Cukup SMS dan telepon.
Sekarang ponsel atau ponsel saya sudah pintar (baca smartphone). Fungsinya bervariasi dan lengkap. Bukan sekedar alat komunikasi, mulai dari SMS sederhana, chatting, telepon hingga video call. Saya sempat ngobrol dengan adik dan keponakan saya di Iowa, Amerika saat mereka menunjukkan suasana musim dingin di sana. Saya tidak mau ketinggalan Nasi Lengko dan muncul di rumah. Biasanya aku kangen pulang ke rumah. Saya bermimpi bisa bermain di salju bersama anak-anak saya seperti dia. Wah, secanggih apa ponsel masa kini?
Dari ponsel saya juga bisa menulis postingan blog, mendengarkan musik, menonton film, video dan YouTube, bermain game, menggambar dan mengedit gambar atau foto, melihat petunjuk arah, memesan ojek, memesan mobil sewaan , Anda juga bisa memesan makanan. Meski sedang tidak ingin ke pasar atau mall, mobile shopping sebenarnya bisa dilakukan.
Kebutuhan sehari-hari, mulai dari bahan makanan hingga fashion, selalu tersedia. Oh ya, smartphone saya tidak ada gunanya jika tidak ada koneksi internet. Oleh karena itu, kecanggihannya juga didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi. Ya, Internet.
Meskipun Internet tidak memiliki bentuk fisik, namun merupakan “benda” ajaib yang telah banyak berubah dalam kehidupan sehari-hari. Saya yakin kita semua memahami bagaimana internet telah mengubah dunia. Dimulai dari hal kecil, dimana dengan adanya internet jarak tidak lagi menjadi kendala. Dunia menjadi semakin sempit dan mudah diakses. Efisiensi dan efektivitas menjadi kata yang tepat ketika seluruh aktivitas kerja didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang didukung oleh penggunaan internet.
Ya, tapi ada juga beberapa konsekuensi negatif jika kita tidak bisa menangani inovasi teknologi Internet ini. Ya, juga karena kita suka ngobrol lewat ponsel dengan yang berjauhan, komunikasi kita dengan yang duduk di sebelah *rekan membaca* menjadi “Anyep”.
Yang kemudian penting adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan berbagai objek yang muncul dari inovasi teknologi secara bijak dan mawas diri. Fokus pada manfaatnya dan tetap waspada terhadap dampak negatifnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama kehidupan sosial dengan lingkungan, terutama dengan keluarga.